Loading...

Berkurban sebagai Bentuk Penyerahan Diri kepada Allah SWT

10 Juni 2025
Berkurban sebagai Bentuk Penyerahan Diri kepada Allah SWT

Jakarta - Berkurban pada hari raya Idul Adha bukan sekadar ritual tahunan, melainkan simbol ketundukan total kepada Allah SWT. Sebagaimana Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS menunjukkan keteguhan hati dalam menjalankan perintah-Nya, umat Islam diajak untuk meneladani nilai-nilai kepasrahan dan pengorbanan. Dalam konteks kekinian, spirit berkurban dapat menjadi landasan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, baik secara spiritual maupun profesional. Ketika seseorang mampu menyerahkan ego dan kepentingan pribadi demi nilai-nilai ilahi, ia akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dengan integritas dan ketangguhan.

Esensi berkurban terletak pada kesediaan untuk melepaskan sesuatu yang berharga sebagai bentuk ketaatan. Dalam dunia modern, berkurban dapat dimaknai sebagai pengorbanan waktu, tenaga, dan sumber daya untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi bagi masyarakat. SDM yang berkualitas tidak hanya dinilai dari kompetensi teknis, tetapi juga dari kedalaman spiritual dan kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Dengan memaknai kurban sebagai media pendekatan diri kepada Allah, seseorang akan lebih termotivasi untuk mengembangkan potensi diri secara holistik.

Penyerahan diri kepada Allah SWT melalui berkurban juga mengajarkan nilai keikhlasan. Dalam dunia kerja, keikhlasan menjadi fondasi bagi etos kerja yang produktif dan berkelanjutan. SDM yang ikhlas tidak mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan, karena ia meyakini setiap usaha adalah bagian dari ibadah. Hal ini sejalan dengan konsep qurban yang menekankan niat murni untuk meraih ridha Allah, bukan pujian atau keuntungan duniawi. Dengan demikian, kualitas SDM akan meningkat ketika dilandasi oleh kesadaran transendental.

Selain itu, berkurban mengajarkan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Daging kurban yang dibagikan kepada kaum dhuafa mencerminkan semangat solidaritas dan keadilan sosial. Dalam konteks pengembangan SDM, nilai ini dapat diimplementasikan melalui program pelatihan, pemberdayaan, dan pendistribusian akses pendidikan secara merata. SDM yang unggul tidak hanya berorientasi pada kesuksesan individual, tetapi juga berkomitmen untuk membawa manfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.

Kurban juga menjadi refleksi kedisiplinan dan kepatuhan terhadap aturan syariat. Prosesi penyembelihan hewan kurban harus memenuhi kriteria tertentu, mulai dari jenis hewan hingga waktu pelaksanaannya. Nilai kedisiplinan ini dapat diadopsi dalam pengembangan SDM, di mana konsistensi dan kepatuhan terhadap standar kualitas menjadi kunci kesuksesan. Dalam dunia yang penuh distraksi, kemampuan untuk fokus dan disiplin merupakan modal penting untuk mencapai kinerja optimal.

Di tengah arus modernisasi, makna kurban relevan untuk memperkuat karakter SDM yang resilien dan adaptif. Ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim AS mengajarkan bahwa ketangguhan lahir dari keyakinan akan kebesaran Allah. SDM masa kini perlu dibekali dengan ketahanan mental dan spiritual agar mampu bertahan dalam persaingan global tanpa kehilangan jati diri. Dengan memaknai kurban sebagai bentuk taslim (penyerahan diri), seseorang akan lebih siap menghadapi perubahan dengan sikap tawakal dan optimisme.

Dengan demikian, ibadah kurban tidak hanya bermakna ritual semata, melainkan juga sarana transformasi diri menuju SDM yang paripurna. Integrasi nilai-nilai kurban seperti ketulusan, kedisiplinan, dan kepedulian dalam kehidupan modern akan melahirkan generasi yang unggul secara intelektual dan spiritual. Semoga momentum Idul Adha dapat menginspirasi kita untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

 

Daftar Referensi Bacaan:

1. Al-Qur’an Surat Al-Hajj: 34-37.

2. Al-Baqarah: 267.

3. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang keutamaan kurban.

4. Quthb, Sayyid. Fi Zilal al-Qur’an.

5. Rahman, Fazlur. Major Themes of the Qur’an.

6. Nasr, Seyyed Hossein. The Heart of Islam.

7. Buchori, Mochtar. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam.

8. Covey, Stephen R. The 7 Habits of Highly Effective People.

9. Majid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban.

10. UNDP Reports on Human Development Index (2023).

Share this article

Berita Terkait

18 Juli 2025
Pengetahuan
Menjaga Kinerja Berkelanjutan agar Mampu Mencapai Tujuan Perusahaan
Dalam dinamika industri jasa penjaminan pembiayaan, mempertahankan kinerja yang stabil dan terus meningkat dari semester ke semester merupakan tantangan yang memerlukan strategi menyeluruh. ...
11 Juli 2025
Pengetahuan
Tantangan dan Peluang Industri Penjaminan Syariah di Indonesia Kaitan dengan AI
Jakarta - Industri keuangan syariah di Indonesia terus berkembang pesat, dan salah satu sektor yang menarik perhatian adalah industri penjaminan syariah. Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya ...
02 Juli 2025
Pengetahuan
Menghitung Aktuaria bagi Bisnis Penjaminan Syariah di Indonesia
Aktuaria merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan risiko dan perencanaan keuangan, terutama bagi perusahaan penjaminan syariah di Indonesia. Dengan prinsip syariah yang mengedepankan ...
01 Juli 2025
Pengetahuan
Strategi Memenangkan Negosiasi dengan Mitra Bisnis
Negosiasi merupakan bagian penting dalam dunia bisnis, terutama bagi perusahaan penjaminan syariah yang beroperasi di Indonesia. Dalam konteks ini, strategi yang efektif dapat membantu perusahaan ...