Jakarta - Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momentum untuk merefleksikan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Tahun ini, Hardiknas dapat dimaknai sebagai kesempatan untuk memperkuat literasi keuangan syariah, yang masih rendah di masyarakat. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hanya 9,1% penduduk Indonesia yang memahami konsep keuangan syariah pada 2022. Padahal, keuangan syariah tidak hanya berbasis pada prinsip halal, tetapi juga keadilan dan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, edukasi keuangan syariah harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan nasional.
Salah satu tantangan utama dalam meningkatkan literasi keuangan syariah adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang perbedaannya dengan sistem konvensional. Bank Indonesia (2021) mencatat bahwa banyak masyarakat menganggap produk syariah hanya sekadar -label- tanpa memahami prinsip bagi hasil (mudharabah), jual beli (murabahah), atau kerja sama (musyarakah). Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri keuangan syariah dalam menyusun modul edukasi yang mudah dipahami, mulai dari tingkat sekolah hingga perguruan tinggi.
Pendidikan keuangan syariah juga sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sistem keuangan syariah menekankan transaksi yang adil, transparan, dan bebas riba, sehingga dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Studi dari Islamic Economic Institute (2020) menunjukkan bahwa negara dengan literasi keuangan syariah tinggi cenderung memiliki tingkat inklusi keuangan yang lebih merata. Dengan memasukkan materi keuangan syariah dalam pembelajaran, siswa dapat memahami pentingnya ekonomi berkeadilan sejak dini.
Peran guru dan tenaga pendidik sangat krusial dalam menyosialisasikan keuangan syariah. Pelatihan dan workshop tentang ekonomi syariah perlu digencarkan agar pendidik mampu menyampaikan konsep tersebut dengan menarik. Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan beberapa kampus lainnya telah mengembangkan program sertifikasi guru keuangan syariah, yang bisa menjadi model untuk diperluas. Selain itu, penggunaan media digital seperti webinar, video animasi, dan platform e-learning dapat menjangkau generasi muda lebih efektif.
Memperingati Hardiknas 2025, mari jadikan momentum untuk memperkuat literasi keuangan syariah sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat memanfaatkan produk keuangan syariah untuk kesejahteraan yang lebih inklusif. Pemerintah, akademisi, dan industri harus bersinergi menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung terwujudnya Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.
Referensi:
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2022). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan.
- Bank Indonesia. (2021). Buku Panduan Keuangan Syariah untuk Pemula.
- Islamic Economic Institute. (2020). The Impact of Islamic Financial Literacy on Economic Equality.
- UIN Jakarta. (2023). Program Sertifikasi Guru Keuangan Syariah.