Jakarta - Peringatan Hari Buku yang diperingati setiap 23 April memiliki makna mendalam dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat, termasuk di bidang penjaminan syariah. Buku menjadi jendela ilmu yang membuka wawasan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk keuangan dan asuransi berbasis syariah. Dengan meningkatnya minat baca, masyarakat dapat lebih memahami prinsip-prinsip penjaminan syariah, seperti keadilan, transparansi, dan bebas dari riba. Hal ini sejalan dengan tujuan literasi finansial syariah, yaitu menciptakan masyarakat yang cerdas dan bertanggung jawab dalam mengelola risiko sesuai prinsip Islam.
Dalam konteks penjaminan syariah, literasi yang baik membantu masyarakat membedakan antara produk konvensional dan syariah. Buku-buku tentang asuransi syariah, misalnya, menjelaskan konsep takaful (saling menanggung) sebagai alternatif yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan membaca, masyarakat tidak hanya mengenal produknya, tetapi juga memahami filosofi di baliknya, seperti penghindaran gharar (ketidakpastian) dan maysir (judi). Hari Buku Nasional mengingatkan kita bahwa akses terhadap literatur berkualitas adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan pengetahuan di industri keuangan syariah.
Selain itu, peringatan ini mendorong pelaku industri penjaminan syariah untuk lebih aktif menghasilkan konten edukatif. Buku, artikel, dan modul pelatihan tentang penjaminan syariah perlu dikembangkan agar mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga masyarakat awam. Dengan demikian, literasi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif, membantu masyarakat mengambil keputusan finansial yang tepat. Hari Buku Nasional menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara penulis, penerbit, dan praktisi syariah dalam menciptakan sumber bacaan yang relevan.
Peningkatan literasi juga berdampak pada perkembangan industri penjaminan syariah itu sendiri. Masyarakat yang teredukasi cenderung lebih percaya dan tertarik menggunakan produk syariah, sehingga mendorong pertumbuhan pasar. Buku-buku yang membahas kesuksesan dan manfaat penjaminan syariah dapat menjadi alat promosi yang efektif sekaligus edukatif. Dalam jangka panjang, hal ini akan memperkuat posisi industri keuangan syariah di Indonesia, yang sejalan dengan visi menjadi pusat ekonomi Islam global.
Pada akhirnya, Hari Buku bukan sekadar seremonial, tetapi pengingat akan pentingnya budaya baca untuk kemajuan bangsa, termasuk dalam bidang penjaminan syariah. Literasi yang baik mampu memberdayakan masyarakat secara ekonomi dan spiritual, sesuai dengan prinsip syariah. Mari manfaatkan momen ini untuk memperbanyak bacaan berkualitas, sehingga pemahaman tentang penjaminan syariah semakin meluas dan memberikan manfaat nyata bagi kehidupan umat.